Monday, July 31, 2017

Jendela Kamar Kurcaci Kuri Oleh : Okie Noor (Dimuat di Majalah Bobo edisi Maret 2017)


Kuri membuka mata.  Di atas kepalanya berayun-ayun serangkaian huruf yang disusunnya
semalam.  Pelan-pelan dia membacanya, “ Ke pantai.”
Seketika dia melompat dari tempat tidurnya.  Bug! Gedebug!  Suara kakinya beradu
dengan lantai kayu.
“Yuhuuu…!  Aku akan ke pantai hari ini!”
Semoga saja dia tidak kesiangan.  Sudah setinggi apa matahari pagi ini?  Kuri mengintip
dari jendela.
“Ahhh, mengapa mendung?”
Kuri melihat langit yang berwarna abu-abu.  Seketika hatinya ikut kelabu.  Pemandangan
di luar sangat tidak menarik.  Hilang sudah semangatnya pagi ini.
“Sepertinya aku mendadak merasa sakit.”  Dengan lesu Kuri kembali rebah di tempat
tidurnya, lalu menarik selimut hingga menutup kepalanya.
Kuri merasa sudah tertidur cukup lama ketika Mama Kurica membangunkannya.
“Sarapanmu hampir dingin, Kuri.”
Ada semangkuk sup jagung di tangan Mama Kurica.
Apa aku benar-benar sakit?
“Katanya Kuri mau pergi ke pantai hari ini, kenapa tidak jadi?  Apa Kuri tidak enak
badan?”
Mama Kurica menempelkan punggung tangannya di dahi Kuri.
“Badanmu tidak hangat.  Tapi kenapa Kuri terlihat lemas?”
Kuri menggelengkan kepalanya.
“Aku kehilangan semangat, Mama.”
“Kalau begitu, makanlah, supaya semangatmu kembali.  Kakak-kakakmu sudah berangkat
ke pantai pagi tadi.”
Kuri bangun dan duduk bersandar.  “Bukannya pagi tadi mendung, Mama?”
Mama menggeleng.  “Tidak, sayang.  Tadi pagi cerah sekali.”
Dari pintu kamarnya yang terbuka, Kuri bisa melihat kamar Kukis, kakaknya, yang
tampak terang.  Sepertinya hari memang cerah di luar sana.
***
Baru menjelang sore saudara-saudara Kuri pulang dari pantai.  Mereka terlihat senang dan
tertawa-tawa riang.
“Lihat!  Aku berhasil mengumpulkan kerang-kerang kecil yang cantik.  Aku akan
membuat hiasan dinding dari kerang-kerang ini,” kata Kak Kulila.
“Aku tadi mengumpulkan kerang-kerang besar.  Akan aku masukkan ke dalam akuarium.
Bisa jadi rumah-rumahan untuk ikan-ikan kecilku,” ujar Kak Kukis.
Kuri tersenyum kecut.  Sebenarnya dia ingin mengumpulkan pasir putih dalam botol-botol
kecil yang cantik.
Kak Kukis menepuk-nepuk kepala Kuri.
“Jangan sedih Kuri.  Besok kita ke Bukit Capung, yuk!  Kita berangkat pagi, selagi
capung-capung terbangnya masih lambat.”
Wajah Kuri berseri lagi.  “Bangunkan aku, ya, Kak!”
***
Kuri yang suka lupa semalam sudah merangkai huruf lagi di atas tempat tidurnya.  Huruf-
huruf itu berbunyi : Bukit Capung.
Pagi itu Kuri membacanya dan dia senang karena bisa bangun sebelum dibangunkan oleh 
kakaknya.  Dia berguling ke samping untuk melihat jendela.
“Yah…, mendung lagi!  Hujan pula!”
Kuri melihat ada tetesan air di kaca jendelanya.  Batal lagi acara jalan-jalannya hari ini.  
Hatinya yang gembira tadi mendadak berubah menjadi sedih dan muram.
Tiba-tiba terdengar pintu kamarnya diketuk dan terbuka.  Kak Kukis dan Kak Kulila 
sudah siap dengan jaring di tangan mereka.
“Ayo, Kuri!”
Kuri menunjuk ke jendela.  “Tapi hujan, Kak.”
Kukis dan Kulila berpandangan.
“Siapa bilang hujan?  Pagi ini cerah, kok!”  kata Kak Kulila.
Kukis menghampiri jendela dan membukanya.
“Lihat, Kuri!  Bukan langit yang mendung, tapi kaca jendelamu yang tidak pernah kamu 
bersihkan.  Lihat, debunya tebal sekali!”
Ahh!  Sekarang Kuri mengerti, mengapa dia selalu melihat langit yang kelabu.  Tetesan 
air yang dia lihat pun bukan air hujan, tetapi embun.  Hampir saja Kuri gagal lagi bersenang-
senang hari ini, hanya gara-gara dia malas membersihkan kaca jendelanya.
Kuri lalu mengusap kaca jendela dengan kain yang dibawakan Kak Kulila.  Benar saja,  
sinar matahari sekarang leluasa memasuki kamarnya.  Hari yang cerah!
*****


Friday, November 04, 2016

Burung-Burung Pangeran Alfatt (dimuat di Majalah Tahunan Adzkia - SD Muhammadiyah Sagan Yogyakarta tahun 2016)






Pagi itu terlihat kesibukan yang tidak biasa di Istana Aljann.  Para pelayan dan pengawal hilir mudik di setiap ruang dan sudut kastil sampai ke seluruh penjuru halaman.  Beberapa memeriksa di balik pepohonan sementara yang lain mengitari taman bunga milik Ratu.
Sesekali mereka saling menghampiri, saling beradu seperti barisan semut ketika saling berpapasan.  Pertanyaan mereka sama.  “Pangeran Alfatt sudah ditemukan?”
Pencarian itu berawal sejak Pangeran tidak muncul di ruang makan saat sarapan.
Bunda Ratu mengira pangeran sakit. 
Namun Bibi Umma, pengasuh Pangeran, menggeleng.  “Tidak Ratu, Pangeran sehat.  Beberapa hari ini makan malamnya banyak, selalu meminta tambahan roti gandum.”
Qalea, putri Bibi Umma yang membantu di istana berlari menghampiri ibunya dan Ratu.
“Ibu! Bunda Ratu! Pangeran tidak ada di kamarnya dan tempat tidurnya sudah rapi.”
Bergegas mereka menuju kamar Pangeran.  Benar saja, jendelanya terbuka lebar ketika Ratu menyibakkan tirainya.
Wajah Qalea pucat seketika.
“Astaga!  Ada yang menculik Pangeran!”
Ibunda Ratu melongok keluar jendela dan melihat ke bawah.
“Tenang Qalea, Pengeran tidak diculik.  Ada jejak sepatu Pangeran di bawah jendela.”
“Dan penculik tidak akan sempat merapikan tempat tidur kan?” Ratu menunjuk tempat tidur putranya, lalu tersenyum untuk menenangkan gadis kecil itu.
“Tapi harus segera dicari.  Siapa tahu Pangeran jatuh dan terluka.”

***
Lalu, dimana sebenarnya Pangeran berada pagi itu?
Ada satu tempat yang terlewat oleh para pencari.  Mereka melupakan menara pemantau arus Sungai Nahr yang ada di belakang istana. 
Duduk bersandar pada dinding menara membuat Pangeran tidak terlihat dari bawah.  Disekelilingnya banyak burung merpati yang sibuk mematuk remah roti gandum yang disebar olehnya.  Sebagian lainnya tampak sabar menunggu dengan berjajar rapi, bertengger pada bibir pagar menara.
Pangeran sudah lama berniat ingin mengumpulkan remah roti untuk diberikan pada kawanan burung.  Dia berpikir, kasihan sekali burung-burung itu terbang kesana kemari mencari makan tapi tidak ada satupun yang berbaik hati memberi mereka makan.
Tak lama Pangeran Alfatt yang baik hati itu berhasil ditemukan setelah Bunda Ratu curiga dengan menara yang pagi itu tampak dipenuhi oleh kawanan burung.
Semua orang lega karena Pangeran sudah ditemukan. Mereka terharu bercampur geli dengan ulah Pangeran yang ingin memberi makan burung. Bunda Ratu juga senang karena Pangeran berhati penyayang. Namun Bunda Ratu berkata, lain kali Pangeran harus jujur dan jangan sembunyi-sembunyi lagi.

*****




















Sunday, February 28, 2016

Tata Cara Pendaftaran Haji – 5 Langkah Menuju Baitullah







source image : jelajahdunia.wordpress.com

Jadi, awal minggu lalu saya menemani kerabat yang akan melakukan pendaftaran haji.  Dengan senang hati saya bersedia mengantar, hitung-hitung cari pengalaman kalau nanti tiba gilirannya saya yang berkesempatan mendaftar.  Aamiin, insyaAllah.

Kebetulan kerabat saya sudah memiliki dana sejumlah yang disyaratkan untuk mendapat Nomor Porsi, yaitu 25.000.000 rupiah.


Jadi kami langsung menuju ke BNI Syariah untuk membuka rekening tabungan haji, supaya mudah saja.  Karena sebelumnya sudah memiliki rekening di BNI dan dananya ada di rekening tersebut.  Kami pikir, daripada tarik dana lalu disetor lagi ke bank lain, tentu lebih mudah pindah buku sesama bank.


  1. Proses di Bank (1)

Untuk membuka rekening tabungan haji, kita cukup membawa KTP, lalu mengisi formulir yang disediakan oleh Customer Service.

Di Bank BNI sendiri, untuk rekening tabungan haji (Tabungan iB Baitullah Hasanah) ada 2 macam :

-          Wadiah : dana mengendap 100.000 rupiah – tanpa bagi hasil

-          Mudharabah : dana mengendap 500.000 rupiah – dengan bagi hasil (prosentase ditetapkan oleh pihak Bank)

Setelah proses pembukaan rekening selesai dan dana sudah dipindahkan, kami dipersilahkan untuk melapor ke Kemenag (Kementrian Agama) untuk mendaftar dan mendapatkan SPPH (Surat Pendaftaran Pergi Haji).
buku tabungan haji - iB Hasanah Baitullah



  1. Di Kemenag (1)

Di Kemenag kami menuju Biro Umroh dan Haji.  Setelah konfirm bahwa rekening tabungan haji sudah dibuka (dengan menunjukkan buku tabungan), dan menunjukkan KTP Asli, kami diminta untuk mengisi formulir untuk pendataan.

Data yang diminta standard saja, data pribadi (nama, alamat, tempat tanggal lahir, no.ktp, dll) plus ciri-ciri fisik (bentuk wajah, rambut, mata, hidung, TB/BB, dll) dan mengetahui golongan darah sendiri.   Setelah itu data tersebut diinput ke sistem.  Kalau sedang sepi, kita beruntung bisa mendampingi proses penginputan. Setelah dicek ulang dan oke, SPPH pun terbit.

SPPH tersebut berjumlah 3 lembar, dilengkapi tandatangan dan stempel Kemenag wilayah tersebut.  Kebetulan kami mengurus di wilayah Kab. Bantul.  SPPH itu nantinya 1 lembar untuk peserta, 1 lembar untuk Bank, 1 lembar lagi untuk Kemenag.

Mari ke bank lagi, untuk mengurus BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) dan mendapatkan Nomor Porsi.
Dokumen Persyaratan Haji Kemenag Wilayah Kab. Bantul



  1. Proses di Bank (2)

Kunjungan ke Bank yang ke-2, kami langsung ke Teller.  Di sini adalah proses penyetoran dana dari rekening Tabungan Haji kita ke Kemenag.  Jadi dana yang tadi masuk rekening kita, akan dipotong sebesar 25juta.  Oya, Teller akan meminta pasfoto, ukuran 3x4 (5 lembar) dan 4x6 (1 lembar) untuk ditempelkan di lembar BPIH.

Pasfoto disiapkan beberapa sekalian ya teman.  Untuk keperluan haji ini yang diminta pasfoto ukuran wajah 70 – 80 %, background putih, jangan memakai baju dan kerudung putih (wanita), tidak memakai kaos dan baju warna putih (pria).

Setelah itu proses dilanjutkan dengan Customer Service.  Kami dijelaskan mengenai isi BPIH dengan Nomor Porsi yang tercantum di sudut kanan atas.  Pihak Bank akan menyimpan BPIH lembar ke-1, 4 lembar lainnya kita bawa lagi ke Kemenag.


  1. Proses di Kemenag (2)

Kunjungan di Kemenag selanjutnya adalah menyerahkan kelengkapan dokumen.

Dokumen Pendaftaran Haji yang diperlukan sebagai berikut :

-          BPIH 3 lembar (yang 1 lembar untuk kita, 3 lembar lainnya untuk Kemenag Kab., Prop., dan Pusat)

-          SPPH 1 lembar

-          Fotocopy KTP 2 lembar

-          Fotocopy Kartu Keluarga (C1)

-          Fotocopy Surat Nikah 1 lembar

-          Fotocopy Buku Tabungan 1 lembar (halaman muka, yang tertera nomor rekening dan nama pemilik rekening)

-          Pasfoto berwarna : 3x4 (3 lembar) & 4x6 (1 lembar)

Maka resmi sudah pendaftaran haji kita.  Tahun keberangkatan bisa dicek di portal Kemenag : http://www.kemenag.go.id/ atau datang langsung ke Biro Haji dan Umroh di Kemenag wilayah masing-masing.

Lho, di atas dijelaskan hanya ada 4 langkah, kenapa di judul tertulis 5 langkah?

Ya, langkah 1 adalah NIAT.  Tanpa niat yang kuat dan sungguh-sungguh makan langkah kita menuju Baitullah akan terasa berat.

Dan untuk tambahan informasi, per pendaftaran bulan Februari 2016, waktu tunggu keberangkatan haji sudah mencapai 18 tahun!  Jadi insyaAllah akan berangkat haji di tahun 2034.

Katanya kemungkinan besar bisa maju, kalau ada peserta dengan Nomor Porsi di atas kita yang mengundurkan diri atau batal berangkat.

Tidak terbayang kalau kita baru dimampukan untuk mendaftar haji di usia lanjut, katakanlah 50 atau 55 tahun.  Dengan waktu tunggu 18 tahun.  Berarti baru akan berangkat di usia 68, atau 73 tahun!

Harapannya Pemerintah ada kebijakan khusus mengenai hal ini.  Mungkin ada pengecualian untuk peserta yang sudah berusia lanjut, supaya bisa didahulukan/diprioritaskan tahun keberangkatannya.

Buat kita-kita, yuk, mulai niat dan menabung selagi muda.  Supaya ibadah haji kita nantinya insyaAllah akan terlaksana dengan baik dan lancar, disaat kondisi kesehatan fisik dan psikis kita masih prima.

Oiya, cerita sedikit mengenai pembatalan keberangkatan haji karena sakit.  Jika calon haji batal berangkat haji, wajib melapor ke kemenag tempat mendaftar sebelumnya.  Nanti dana yang sudah disetorkan akan dikembalikan ke rekening tabungan haji yang bersangkutan.


Mudah-mudahan catatan tentang tata cara pendaftaran haji ini bermanfaat ya.  Kemungkinan persyaratan tiap-tiap wilayah (Kabupaten atau Propinsi) berbeda-beda.  Sebaiknya ketika sudah akan mendaftar haji, kita ke Kemenag wilayah terlebih dahulu, hanya untuk mengetahui persyaratan terlengkap yang paling update.  Jadi kita bisa siapkan dulu semua dokumen kelengkapannya.  Karena kalau sudah lengkap semuanya, insyaAllah semua proses diatas bisa selesai dalam satu hari.