Oktober 2011
Saya lupa pada majalah wanita apa tepatnya yang
memperkenalkan saya pada IIDN. Minat
saya pada dunia tulis menulis yang kemudian menghentikan tangan saya untuk
membolak-balik halaman majalah mengenai serba-serbi pengantin tersebut. Mata saya menangkap beberapa kata pada deretan
panjang judul suatu artikel : Ibu-ibu Doyan Nulis. Apa ini?
Saya seorang ibu, dan hobi menulis.
Saya harus tuntas dan baik-baik membaca artikel ini, sebelum mbak salon
muslimah ini selesai meng-creambath rambut saya. Ya, yang saya ingat, saya membaca majalah itu
di sebuah salon, salah satu tempat yang paling jarang saya datangi. Dari situlah awalnya saya merasa berjodoh
dengan IIDN.
![]() |
Logo Unik Komunitas IIDN |
Dari artikel itu juga pertama kalinya saya mengenal
sosok Indari Mastuti, founder dari
komunitas ibu-ibu doyan nulis ini.
Cerita bahwa beliau keluar dari pekerjaan kantoran, lalu menekuni dunia
kepenulisan saja sudah membuat saya exciting. Karena seketika saya merasa seperti : Nah,
ini dia, cita-cita saya banget...! Apalagi kemudian ibu yang
selalu tampil dengan busana muslimah yang modis ini mendirikan komunitas IIDN
dan agensi naskah Indscript Creative.
Luar biasa! Maka langkah
pertama saya adalah search nama Indari Mastuti di facebook.
![]() |
Indari Mastuti, Direktur Indscript Creative, Founder Komunitas IIDN |
Yes! Tak lama
saya sudah bergabung dengan grup yang luar biasa ini. Takjub betul ketika masuk saya menjumpai
kelas-kelas online dengan topik dan materi yang sangat menarik dan
bermanfaat. Ada kelas CurNyol (Curhat
Konyol), penulisan script (naskah film cerita), nulis di Blog, kelas Non Fiksi,
bahkan ada kelas Fotografi! Beruntung
sekali menemukan grup yang membuat hari-hari saya semakin sibuk dengan fesbuk. Tentu saja sibuk yang bermanfaat, bukan
sekedar sibuk menulis status atau komen sana komen sini. Kali ini komen-komennya berupa diskusi yang jarang
saya ikuti secara aktif karena bagaimanapun urusan rumah dan anak adalah nomor
satu, namun dapat saya baca di lain waktu. Cara belajar yang sangat fleksibel bukan?
Lalu, ngapain aja saya di dalam grup ini? Berhubung saya haus tantangan untuk menulis
dan menghasilkan buku, maka saya rajin memperhatikan postingan dari markom
IIDN, ibu Lygia Nostalina. Dari ibu super
dinamis yang lebih dikenal sebagai Lygia Pecanduhujan inilah biasanya postingan
mengenai info audisi penulisan buku berasal.
Sekali pernah kisah mini saya ikut terpilih untuk tayang di bukunya :
Hot Chocolate for Broken Heart. Tapi
sempat juga gagal dalam audisi beberapa proyek Storycake.
![]() |
Lygia Pecanduhujan, Sang Markom Komunitas IIDN |
Begitulah memang yang terjadi dalam proses belajar
bukan? Patah semangat sepertinya bukan
karakter dari anggota IIDN yang keren ini.
Apalagi ibu Indari Mastuti, teh Lygia Pecanduhujan dan anggota-anggota
yang lainpun tak pernah berhenti memberikan semangat untuk terus menulis dan
nggak pelit dengan ilmu yang tidak pernah putus mereka bagi.
Mei 2013
Hampir 2 tahun sudah saya bergabung dengan IIDN dan dalam
rentang waktu selama itu tidak sedikit yang saya peroleh, terutama ilmu dan
kawan-kawan baru. Terimakasih IIDN, usia
3 tahun layaknya balita yang sedang bertumbuh.
Semoga semakin aktif dan meluas kiprahnya untuk memberdayakan dan
mengembangkan eksistensi wanita-wanita Indonesia melalui menulis.
Selamat ulang tahun IIDN…!!! Selamat juga untuk kita, saya dan teman-teman
member IIDN semuanya. Teruslah belajar, berbagi dan berkarya bersama
IIDN. Hidup ibu-ibu Indonesia…!!!
(Jogja, 24 Mei 2013)