Monday, November 28, 2016

Gerhana Dua Pekan (dimuat di Taman Fiksi edisi Juli 2016)



~Selengkapnya ada dalam Kumpulan Cerpen "Perempuan Kala Jeda" ~ proses terbit.

#tamanfiksi #mediaonline #cerpenonline

Friday, November 04, 2016

Burung-Burung Pangeran Alfatt (dimuat di Majalah Tahunan Adzkia - SD Muhammadiyah Sagan Yogyakarta tahun 2016)






Pagi itu terlihat kesibukan yang tidak biasa di Istana Aljann.  Para pelayan dan pengawal hilir mudik di setiap ruang dan sudut kastil sampai ke seluruh penjuru halaman.  Beberapa memeriksa di balik pepohonan sementara yang lain mengitari taman bunga milik Ratu.
Sesekali mereka saling menghampiri, saling beradu seperti barisan semut ketika saling berpapasan.  Pertanyaan mereka sama.  “Pangeran Alfatt sudah ditemukan?”
Pencarian itu berawal sejak Pangeran tidak muncul di ruang makan saat sarapan.
Bunda Ratu mengira pangeran sakit. 
Namun Bibi Umma, pengasuh Pangeran, menggeleng.  “Tidak Ratu, Pangeran sehat.  Beberapa hari ini makan malamnya banyak, selalu meminta tambahan roti gandum.”
Qalea, putri Bibi Umma yang membantu di istana berlari menghampiri ibunya dan Ratu.
“Ibu! Bunda Ratu! Pangeran tidak ada di kamarnya dan tempat tidurnya sudah rapi.”
Bergegas mereka menuju kamar Pangeran.  Benar saja, jendelanya terbuka lebar ketika Ratu menyibakkan tirainya.
Wajah Qalea pucat seketika.
“Astaga!  Ada yang menculik Pangeran!”
Ibunda Ratu melongok keluar jendela dan melihat ke bawah.
“Tenang Qalea, Pengeran tidak diculik.  Ada jejak sepatu Pangeran di bawah jendela.”
“Dan penculik tidak akan sempat merapikan tempat tidur kan?” Ratu menunjuk tempat tidur putranya, lalu tersenyum untuk menenangkan gadis kecil itu.
“Tapi harus segera dicari.  Siapa tahu Pangeran jatuh dan terluka.”

***
Lalu, dimana sebenarnya Pangeran berada pagi itu?
Ada satu tempat yang terlewat oleh para pencari.  Mereka melupakan menara pemantau arus Sungai Nahr yang ada di belakang istana. 
Duduk bersandar pada dinding menara membuat Pangeran tidak terlihat dari bawah.  Disekelilingnya banyak burung merpati yang sibuk mematuk remah roti gandum yang disebar olehnya.  Sebagian lainnya tampak sabar menunggu dengan berjajar rapi, bertengger pada bibir pagar menara.
Pangeran sudah lama berniat ingin mengumpulkan remah roti untuk diberikan pada kawanan burung.  Dia berpikir, kasihan sekali burung-burung itu terbang kesana kemari mencari makan tapi tidak ada satupun yang berbaik hati memberi mereka makan.
Tak lama Pangeran Alfatt yang baik hati itu berhasil ditemukan setelah Bunda Ratu curiga dengan menara yang pagi itu tampak dipenuhi oleh kawanan burung.
Semua orang lega karena Pangeran sudah ditemukan. Mereka terharu bercampur geli dengan ulah Pangeran yang ingin memberi makan burung. Bunda Ratu juga senang karena Pangeran berhati penyayang. Namun Bunda Ratu berkata, lain kali Pangeran harus jujur dan jangan sembunyi-sembunyi lagi.

*****