Friday, November 18, 2005

Menghilang Saja ( and I'm walk away )


Sialan lo!
Seperti selilit di gigi,
yang begitu dicabut, lega juga gue
Damn yo!
Sejernih air kamar mandi,
Sebening minyak goreng bebas kolesterol,
Ikhlas lillaahita'alla gue putusin lo
Don't try to push me,
Don't try to threat me,
Don't try to scared me,
And don't try to call me again
You such as phyco
Please man,
It’s better for both of us to unknown each other
You’re north and I’m south
You’re white and I’m totally dark
Just think that I’m not good for you,
Eventhough…honestly I think I was lucky not to have you
Just disappear from my life
As I walk away from your life..
Bye ....

'can breath again'
thursday 17112005

Friday, October 14, 2005

Dear God,


Dear God,
I felt so wrong today,
I've done sin
I've lied
I've impinged your interdict
I've affronted your holy time

Please accept my confession
Please protect my road
Please accept my regret
Please remind me
if once again I do this mistake

Please...,
release me from this guilty feeling

my desk, October 14 2005

Friday, October 07, 2005

Bernyanyi saja (tanpa batas)


Kemarin aku memang sedih
Tapi hari ini aku bisa bersuka
Kemarin aku ingin menangis
Hari ini aku kembali tertawa
Jadi bernyanyi saja

Irama mengalun ditelingaku
Masih lebih manis dari kata-kata cintamu
Senandung di hatiku
Masih lebih jujur dari gombalanmu
jadi bernyanyi saja

Aku lupa kalau aku bebas
Dulu aku pernah terbataskan, namun tidak lagi
Dunia terlalu indah untuk kau batasi sayang,
Biar Tuhan saja yang membatasi,
Kau pernah terbataskan oleh materi – itu duniawi
Sekarang kau ciptakan batasmu sendiri

Dear honey,
Cinta kasih sayang janganlah berbatas
Kadang kita tanpa sadar menciptakannya
Batas harta, berbatas adat, sebatas jasmani
Terbataskan keyakinan, terbatas oleh keluarga
Bahkan kematian pun janganlah jadi batas
Biar saja Tuhan yang membatasi

Melihat senyum ibuku itulah paling bahagiaku
Senyum bunda tak berbatas, seperti kasihnya
Tapi tangisnya, itulah batasku
Jangan lanjutkan lagi kesedihannya
Jangan pompa lagi air matanya

Jadi sayang,
Masih ingin membatasi cintamu lagi?
Kalau begitu,
biar aku bernyanyi saja
karena, lihat ...
meski laut pun berbatas,
tapi itu jauh disana...
masih lebih jauh dari langkah kita



my desk, friday Sept'05

Monday, September 19, 2005

Yang Terbaik Bagimu - Ada Band


(Jangan Lupakan Ayah)
Teringat masa kecilku kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu buatku melambung
Disisimu terngiang hangat napas segar harum tubuhmu
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmuKau inginku menjadi yang terbaik bagimu
Patuhi perintahmu jauhkan godaan
Yang mungkin ku lakukan dalam waktu ku beranjak dewasa
Jangan sampai membuatku terbelenggu jatuh dan terinjak
Reff:
Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuh maumu
Andaikan detik itu kan bergulir kembali
Ku rindukan suasana basuh jiwaku
Membahagiakan aku yang haus akan kasih dan sayangmu
Tuk wujudkan segala sesuatu yang pernah terlewati

Wednesday, September 07, 2005

Menangis saja



Langkah kecil lincah berlarian,
Ingin menapaki semua sisi kehidupan,
Sesekali melompat meraih
Sesekali berjingkat mengendap
Sesekali melesat menyergap mendekap
Saat terantuk terjatuh,
Maka menangis saja

Tawa-tawa kecil riangi langkah
Senyum-senyum terulas mengindahi
Senandung hati ramaikan langkah
Gelak terbahak luapkan suka cita
Saat terbentur tersungkur,
Maka menangis saja

Mimpi warna-warni
Cita cinta terlambung
Suka ria erat digenggam
Saat terlepas…
Maka menangis sajalah

(Patioenoes tigo – kawandosowolu)

Friday, August 26, 2005

I remember when (2)

semalam,
aku ada disuatu ruangan,
pandanganku mengitari
dari satu sudut ke sudut yang lain
begitu banyak manusia

satu adegan yang menyita perhatian
memaksa untuk tidak mengalihkan pandang
meski terasa ada yang sakit
disini, dihatiku mungkin

seorang gadis,
duduk merapat,
bersandar manja
pada seorang lelaki
setengah baya

dari wajahnya aku tahu
mereka ayah dan anak
dan hey!
rasa sakitku makin terasa
bahkan menjalar ke wajah dan mataku
yang kian memanas

gadis itu menyandarkan kepalanya
dibahu yang tidak lagi kuat itu
mungkin dia mengantuk,
karena memang malam telah larut

tapi please ....
aku iri,
pada gadis itu

aku tidak punya lagi bahu seperti itu
yang menguarkan aroma 'bapak'
aku tidak punya lagi lengan itu
yang bisa kupegang erat saat aku perlu

aku ingat, kapan ya ....
dibahu seperti itu
aku pernah menangis
aku pernah berpegangan
waktu berboncengan
waktu sekedar berjalan dibelakangnya

pak, tahu tidak ..
kadang aku perlu menyandarkan kepala ini
kadang aku perlu berpegangan di lenganmu
kadang aku perlu mencari kekuatan digenggaman tanganmu
kadang aku perlu bercerita kebahagiaanku
kadang aku perlu bercerita dosa-dosaku
kadang aku perlu dimarahi lagi
seperti dulu ...

Sudirman Aug 26, 2005
still missing you...




Tuesday, August 23, 2005

Berteduh di Langit Biruku (3)


Berat juga belajar menyukai langit ini,
Kadang seperti cinta–suka–kasih–cemburu yang palsu
Hanya duplikasi
Menyentuh ketika disentuh
Membelai ketika dibelai
Mencium ketika dicium
Sampai tiba waktunya
Mencintai ketika dicintai
Meski lelah, sampai juga saatnya,
aku bisa menyebutnya ‘langitku’

Hingga waktu berganti menyebutnya,
pada langit ini aku bersandar,
tidak selamanya suka
ada waktunya tersaput mendung
ada kalanya dibasahi gerimis
ada saatnya diguncang halilintar
ada ketika rengkuhan langit tak lagi erat
kala berganti hari , aku masih ada disana
kala itu sadar datang,
‘aku telah jatuh cinta pada langitku’

Kidung dijiwa mengalun
Kau udara yang ingin untuk kuhirup
Kau yang kuat kala ku lemah
Kau yang berkata kala ku diam
Kau tempatku berlindung kala badai

Dari hari – minggu – bulan – hingga tahun,
Langit ini mulai pudar kecerahannya
Awan tak lagi putih
Angin berhembus semakin kencang
Memutarbalikkan alam kasih
Memporakporandakan langitku
Hujan tak lagi hanya gerimis,
Badai kerap melintas

Friday, August 19, 2005

I remember when (1)


(August 25, 2004)
I pick you a t the door, when you back home from your office.
I show you my home work, eventhough I never have it. I’m not school yet !!
I give you my sister’s book, that full with my handwriting.
Then you laugh….
You call me smarty, your sweety daughter.

You raise my hands, lift me up and …swing !!! To the left then to the right.
I’m laughing and feel glad.

Then I’m growing, bigger and bigger, we often speak each other , about everything.
Politics, we discuss about logic and we talk about life. How our lifes supposed to be.
You trust me to much.
You gave me all the change and challenge
So that, I felt that I’m your special daughter
I’m your golden child !!!

Wednesday, August 17, 2005

Berteduh di Langit Biruku (2)


Langit itu bernama ‘cinta’
Menimang lembut pada hamparan awannya
Putih,
Awan cinta ini membawaku jauh – menjauh dari langit biruku
Bintang – kau sudah temukan langitmu, kamu masih saja
manis berkata, sebagai bulan
Biarpun perlahan menjauh, sesekali tatapan masih tertambat pada langit biruku
Sampai kapanpun kau tetap langit biruku, janji hatiku

Tuesday, August 16, 2005

Berteduh di langit biruku (1)


Dulu,
Kamu bisa tahu
Kalau aku cinta kamu
Maka kamu berlalu
Karena kamu tak mau
Kamu,
Berkirim kata
Lewat mata
Dari pena
Tapi tidak dalam bicara
Lirikmu,
Menyelinap kalbu
Iramamu,
Adalah nafasku
Lagumu,
Jadi hidupku
Musim berganti yang ada hanya menanti
Berlalu masa, cinta pun menggila
Menutup mata dunia juga hati
Menulikan telinga
Mematikan indera
Mendustakan realita
Kamu masih belum mau
Aku pun tak pernah malu
Malu hanya milik si bersalah
Dan salahkah mencintai langit biruku?
Bukan langit biru, katamu
Kau bulan,
Yang selalu dan selamanya
Berkawan denganku, si bintang
Masih katamu juga
Tanpa ingat,
Ada jutaan bintang yang jadi kawannya
Salah siapa kalau :
Bulan selalu mengitari bumi
Tidak selalu disisi bintang yang sama setiap saat
Selalu tersenyum pada semua bintang
Dan bintang ini menangis
Inginku,
Kau tetap langitku
Karena disitulah aku, si bintang
Selalu terpahat di langit yang sama
Pernah kau marah
Bulan yang tak lagi mau berkawan dengan bintang
Mendunglah langitku, gelap
Bintangpun takut tersenyum
Ditelingaku, langit terdengar berkata
“Carilah langit yang lain”
Bintang ini berlalu, kau tahu….
Menguji rasa ketika sepotong langit merengkuhnya
Merasakan hangat dan manis yang berbeda