Tuesday, July 22, 2008

Syukurilah Bulumu...

Pagi yang lalu, setelah melewati STAN (atau malah sebelum ya?? Lupa… *sigh*) – mata gw menangkap tulisan GEDE_GEDE diatas spanduk yg GEDE_GEDE juga.
Sekilas terbaca : TANAM…. – lsg terpikir ‘oohh….jual tanaman hias nih’
Eh ternyata bukan itu lanjutannya, pas lebih deket lagi ‘..BULU MATA’
Hahhh!!! Ya olooo…TANAM BULU MATA???!!! Buset…,
Kaya gimana ya? Ah, gw lsg kepikir begini :
Gw : mbak, saya mau tbm… (baca : tanam bulu mata)
TTBM (tukang tanam bulu mata) : baik mbak.., mau dengan metode apa?
Si TTBM lalu mengangsurkan selembar brosur dan ngelanjutin ‘ada metode tanam biji bulu..yg ini lebih murah karena mudah tapi hasilnya baru terlihat 1 bulan berikutnya…udah gitu dia bisa numbuh terus …jadi mbak bisa tentuin sendiri ukuran yg diinginkan,
Gw : *ngguk angguk angguk*
TTBM : lalu…ada metode stek juga…atau mbak mau coba okulasi?’ Kalo mau cara cangkok, mbak bisa pilih mau pakai bulu mana yg paling disukai ditubuh embak…, kalo mau hasilnya lembut bisa pakai bulu-bulu dilengan, kalo mau hasilnya lurus pendek-pendek bisa dicangkokkan dari bulu hidung…kalo pengen panjang lurus bisa transplantasi dari bulu kete – atau mbak mau hasilnya tebal dan keriting??? Itu lagi nge-trend loh…itu bisa diambilkan dari bulu di ke******
Yaacckkkksss!!, gw jijay sama imajinasi gw sendiri
Tapi tapi, lucu juga kalo begini :
Gw : mbak, saya mau tbm..tapi pengen kaya mamiek, bulu mata yg disudut warnanya pengen agak2 coklat gitu…
TTBM : bisa aja mbak, tapi ongkosnya dihitung per-helai karena lebih mahal…
Gw : kok bisa?
TTBM : karena kami memakai bulu warna asli, ngga bisa pake semir bulu – bahaya loh buat mata…
Gw : lalu pakai apa dong??
TTBM : bulu anjing….
Dongdong…Yai!! Hoek…
Intinya ngapain sih tanam-tanam begituan? Ngga bersyukur sama pemberian Tuhan.
Kalo misal ada temen gw yg gundul bulu matanya dan dia tampak frustasi, gw akan bilang “meski bulu mata lo botak, lo tetep temen gw , gw tetep sayang ama lo…” *rada2 sinetron dikit..*
‘Lagian, ada bagusnya bulu mata lo botak, bisa ngeliat setan katanya…’
Oh oh….dan dia terharu – air matanya keluar membanjir karena ngga ada stoppernya
Trus, emang ngga sakit ya, kebayang aja bola mata jadi kering karena melek terus selama penanaman, lalu ceesss…cesss…satu persatu bulu ditanam, nge-lemnya pake solder…
Hasilnya bulu mata jadi rimbun bak semak-semak, kalo pas merem udah mirip ma gorden, kalo lagi melek sampe ngga bisa dibedain mana bulu mata mana alis…. Aahh…ngga seru ah…
Seruan begini :
Gw : mbak, kalo saya mau tanam bulu idung Disini bisa ngga?
TTBM : belum ada permintaan sii.., tapi emang kenapa bulu idungnya mbak?
Gw : mulai rontok mbak, mungkin salah shampoo nya – masalahnya upil jadi lsg keluar karena ngga ada tempat bergantung, apalagi kalo pas kena flu, tahu2 mulut saya udah berasa asin aja…rupanya ingus dah nyampe ke dagu…..terus pas disedotnya lagi karna ga ada bulunya jadi bablas ketelen deh…..loh..mbak..? mbak….?
TTBM : *ngacir ke toilet muntah-muntah*

Wednesday, March 26, 2008

harga diri

Aku, - hmm...buat beberapa teman mungkin nggak terbiasa mendengar kata 'aku' - terima saja...ini hanya untuk memudahkan, karena 'aku' masih belum terbiasa menyebut 'gue' untuk beberapa temanku yang lain - suatu kali pernah dihadapkan dengan kemungkinan bahwa aku sedang diremehkan.

Iya, diremehkan atau mungkin sama artinya dengan digampangkan, dianggap tidak penting perasaannya
Aku masih bingung, belum mengerti, bahkan sampai sekarang juga - kalau aku tidak merasa diremehkan, ya nggak apa-apa dong... - tapi buat orang-orang disekitarku mungkin akan berpikir, "idih, bodoh betul"

Lalu marah, beberapa kali sempat terlontar rasa heran dari beberapa teman, bahwa aku payah atau bodoh (sekali lagi) karena tidak bisa marah dengan semestinya
Jadi ingat, pernah suatu kali temanku mbatalin janji di menit terakhir, aku marah saat itu - sebenarnya aku lebih suka menyebutnya 'kecewa berat' dan sempat ngomel ke teman yang lain lagi - sebut saja si A
Esoknya, teman yg mbatalin janji tadi nanya, 'lu masih marah ya?'
Haha..., lagi-lagi aku nggak tahu, marah itu musti bagaimana, yang jelas aku masih kecewa
Aku cuma bisa jawab - 'ya, kemarin gw marah..'
Dia mendesak, 'sekarang?'
setelah diam 2 detikan, aku cuma bisa jawab - 'gw masih belum lupa rasa marah gw kemaren itu'
Cool ya? - waktu itu aku cuma mbayangin, aku memang kecewa, tapi dampaknya waktuku ternyata bisa digunakan untuk hal-hal lain yang semula tidak terpikirkan
Lucunya, si A justru heran setelah tahu aku masih mau ngomong sama teman tadi - dia pikir aku harusnya marah dan menghukum temanku tadi dengan mendiamkan - sekali lagi aku nggak habis pikir - memang perlu ya?
si A bilang, itu supaya aku nggak diremehkan, dan lain waktu nggak akan terulang lagi
Aku justru terpikir - kalo aku marah dengan mendiamkan, lain waktu aku nggak akan punya teman lagi

Lalu sempat ada diskusi mengenai harga diri, masih ada hubungannya dengan ketidakberdayaanku untuk marah dan kecenderunganku untuk diremehkan - katanya itu sama dengan nggak punya harga diri
Hah? Harga diri itu bentuknya kaya apa sih? apa disegani, ditakuti, dikagumi ?
Salah nggak kalo aku justru berpikir, harga diriku terlalu amat sangat banyak sehingga ketika ada yang melukai sedikittt saja, itu nggak akan mengurangi harga diriku yang amat sangat melimpah ini
salah nggak kalo aku justru berpikir, orang yang mudah merasa diremehkan, mudah marah justru harga dirinya sedikit sekali, jadi akan merasa berkurang kalo ada orang yang menyakitinya
Tentu saja, ini diluar kemungkinan perlakuan orang terhadap kita yang merugikan - dunia maupun akhirat - melukai jasmani, menghina keyakinan dan menyakiti orangtua kita

Thats all..





















Friday, January 11, 2008

Menata (menjaga) Hati

Kenapa terasa keruh? Kenapa terasa ada yang mencubit - jauh didalam dada ini?
Menggelisah bagai angin yang tak tentu arah
Terserak seperti ombak -
hihi..nggak nahan - lagi ngga bisa puitis,
baru dapet obat tadi pagi, uhm..uhmm... manis..,
Sepertinya sudah waktunya menata hati,
Bukan hanya hatiku, tapi hatimu, hatinya, hati mereka
Hati orang-orang disekitarku yang pernah bahkan sering sekali aku porak porandakan
Maaf ya ..., aku tidak pandai mengucapkan kata maaf - sama seperti aku tak pandai berkata terimakasih
Apalagi harus berkata sayang..., cinta..., say...,, ah latah - tunjukkan saja, apa susahnya
Disitulah kusakiti hati-hati yang sekian banyak itu
Janji deh, memang bukan dalam seketika - tapi aku akan belajar untuk menjaga hati kalian
Belajar berkata sayang, cinta... tentu saja asli, murni, tulus dari dalam hati
Kalau tidak dari hati.., hmm...jangan harap, mulutku akan terkunci rapat - bahkan hanya untuk berkata 'suka'
Tapi lebih dahulu aku akan menata hatiku, tak apakan?
Setelah itu akan kujaga, supaya aku punya cukup hati untuk menjaga hati kalian juga..


my desk, January 2008
...andai akhirnya kau tak juga kembali
aku tetap sendiri, menjaga hati...




Tuesday, January 01, 2008

menoleh, sekali lagi, beberapa kali lagi


'kenapa diam?'

'uhmmm..aku bingung..'

'tentang?'

'tahun lalu..'

'baru semalam kau lewatkan bukan?'

'yah...'

'apa yang kau bingungkan?'

'rasanya banyak yang belum terselesaikan....., ups...maaf, aku salah..., mana bisa selesai ya, kalau selesai, hidupku juga selesai dong ya,'

'ahhaahaaa....'

'maksudku, apa nggak bisa ya, hitungan tahun berganti, berganti pula apa-apa yang harus kita hadapi?'

'ehemm..., itupun juga salah, dua puluh sembilankali kau menghitung tahun berganti, mana mungkin kau punya dua puluh sembilan pula kehidupan yang harus kamu jalani?'

'masalahnya..., apa ya yang sudah aku capai di tahun lalu.., hingga semalam tadi? nggak ada..., tahun ini pun soal yang harus aku hadapi masih saja sama. Pekerjaan yang itu-itu saja, financial yang begitu-begitu saja, kekasih yang begini-begini saja, huff....'

'istighfar sayang..., Tuhan Maha Mendengar..., dikupingku saja kedengarannya kau sedang mengeluh, ditelingaNya...kau macam manusia yang tak bisa bersyukur....'

'Astaghfirullah....'

'Nah, kau mulailah melihat kebelakang memakai kacamata plus, jangan melulu memakai kacamata minus, lihat apa yang sudah kau lakukan..., banyak juga kan yang sudah kamu capai?'

(termangu...menghitung-hitung kebelakang waktu yang sudah terlewati sepanjang ingatan)

'paling tidak..., kau sudah membahagiakan orang-orang yang mengenalmu, membahagiakan aku..'

(senyum terkembang...lengan meraih)

'apa-apa yang belum selesai menurut kau tadi, jadikan titik awal untuk langkah kau ditahun ini...'

'jangan lagi menengok masa lalu?'

(cup, kecupan kecil melintas didahi)

'tidak, kau salah, untuk kau belajar...tak mengapa menoleh sekali ke masalalu, beberapa kalipun boleh.., asalkan untuk menjadi pedoman untuk berjalan maju dan bukan membuatmu melangkah mundur....'


Bintaro, 1 Januari 2oo8