Tuesday, August 23, 2005

Berteduh di Langit Biruku (3)


Berat juga belajar menyukai langit ini,
Kadang seperti cinta–suka–kasih–cemburu yang palsu
Hanya duplikasi
Menyentuh ketika disentuh
Membelai ketika dibelai
Mencium ketika dicium
Sampai tiba waktunya
Mencintai ketika dicintai
Meski lelah, sampai juga saatnya,
aku bisa menyebutnya ‘langitku’

Hingga waktu berganti menyebutnya,
pada langit ini aku bersandar,
tidak selamanya suka
ada waktunya tersaput mendung
ada kalanya dibasahi gerimis
ada saatnya diguncang halilintar
ada ketika rengkuhan langit tak lagi erat
kala berganti hari , aku masih ada disana
kala itu sadar datang,
‘aku telah jatuh cinta pada langitku’

Kidung dijiwa mengalun
Kau udara yang ingin untuk kuhirup
Kau yang kuat kala ku lemah
Kau yang berkata kala ku diam
Kau tempatku berlindung kala badai

Dari hari – minggu – bulan – hingga tahun,
Langit ini mulai pudar kecerahannya
Awan tak lagi putih
Angin berhembus semakin kencang
Memutarbalikkan alam kasih
Memporakporandakan langitku
Hujan tak lagi hanya gerimis,
Badai kerap melintas

No comments: