Kadangkala
kita dibuat tersentak hebat saat mendengar atau melihat berbagai berita yang
mengguncangkan. Tidak terlalu jauh, misalnya saat terjadi banjir besar di
Jakarta, ibukota Negara kita, beberapa saat lalu. Banyak korban yang jatuh,
orang-orang kehilangan rumah, harta benda, bahkan nyawa. Belum lagi berbagai
kasus korupsi yang merebak seakan tak tahu malu. Anak-anak yang terpaksa
mengais sampah demi sesuap nasi. Hutan gundul akibat penebangan liar. Semuanya
saling terkait dan membuat dunia terasa semakin carut-marut.
Lalu
bagaimanakah cara untuk mengubah dunia? Apa yang harus kita lakukan?
“Mengubah
diri terlebih dahulu,” demikian ujar Adjie Silarus, seorang Meditator yang
mendalami teknik meditasi Sejenak Hening selama beberapa tahun ini. Ia
menggambarkan keberadaan setiap individu sebagai komponen yang saling
berpengaruh dalam ekosistem besar bernama dunia. Sehingga, jika sebuah
perubahan menjadi kebutuhan, maka tentu langkah pertama untuk memulai perubahan
adalah dengan mengubah diri sendiri terlebih dahulu. Baru selanjutnya, efek
perubahan akan menular pada sekitarnya. Adjie menambahkan, tidak ada seorang
pemain tunggal yang bertanggung jawab penuh terhadap seisi dunia. Bahkan
seorang presiden yang memangku jabatan tertinggi di sebuah negara pun, tidak
bisa berlaku sekehendaknya. Namun bukan berarti tidak ada yang dapat dilakukan.
Justru sebaliknya, menurut Adjie, jika setiap orang mau memulai merubah diri
sendiri terlebih dahulu, maka keharmonisan dalam alam akan lebih mudah dicapai.
Salah
satu cara yang disarankan oleh Adjie Silarus adalah,
dengan memulai menerima diri sendiri. Setiap individu pasti tidak lepas dari
berbagai pengalaman, baik itu yang menyenangkan atau yang buruk. Setiap
pengalaman tersebut membentuk diri mereka menjadi seperti yang sekarang.
Adakalanya, pengalaman buruk membuat seseorang menjadi pasif, apatis, bertindak
agresif terhadap orang lain, dan sukar merasakan kebahagiaan. Itu karena
pengalaman buruk meninggalkan bekas luka dalam pada diri seseorang, dan
berusaha untuk ditutupi atau dilupakan. Proses menutupi luka masa lalu inilah
yang bisa berbalik membuat kita tidak bahagia.
Untuk
mencapai keadaan seimbang dan bahagia, Adjie menganjurkan untuk memulai
menerima diri sendiri apa adanya. Baik pengalaman buruk ataupun indah, semuanya
adalah bagian dari diri yang perlu diterima secara utuh. “Tanpa penerimaan diri
yang utuh seperti itu, kita tidak akan pernah bisa menjadi insan yang lengkap
dan mampu berkontribusi positif terhadap lingkungan maupun dunia,” ujar Adjie.
Selanjutnya, Adjie mengatakan, bahwa untuk berkontribusi positif terhadap
dunia, kita tidak perlu menunggu hingga semuanya sempurna. Setiap orang bisa
memulai dengan langkah kecil, yang dilanjutkan secara terus menerus. Misalnya,
mulai memperlakukan alam dengan lebih baik, tidak membuang sampah sembarangan,
bersikap baik terhadap orang lain, dan menghindari perilaku korup.
“Jika
kita sudah merubah diri menjadi insan yang lebih peduli, dengan sendirinya
masalah di dunia akan berkurang, sekalipun pencapaiannya satu demi satu. Tidak
perlu terburu-buru saat memutuskan berubah. Nikmati dan hayati prosesnya, dan
jangan lupa untuk selalu menyambungkan diri kita dengan alam dan Sang
Pencipta,” tutur Adjie di akhir perbincangan.
Personal Branding Agency, Indscript Creative
Manajemen Adjie Silarus, 268ED6C1
Manajemen Adjie Silarus, 268ED6C1
No comments:
Post a Comment